Friday, August 28, 2015

5 Nama Orang Indonesia yang Tidak Lazim, Ada Tuhan dan Saiton

Beberapa hari belakangan media di Indonesia dihebohkan dengan seorang warga yang bernama Tuhan. Pria asal Banyuwangi ini menggunakan nama yang biasa dipahami sebagai pencipta alam semesta dan asas dari suatu kepercayaan, sehingga langsung menjadi perbincangan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur bahkan mengimbau agar warga berusia 42 tahun ini mengganti namanya. Nama Tuhan dianggap terlalu ektrem dan dinilai kurang baik secara etika agama.

Ternyata tidak hanya nama Tuhan saja yang terdengar aneh dikalangan masyarakat Indonesia. Beberapa nama berikut ini juga mengandung makna yang tidak biasa dan dianggap tidak lazim oleh berbagai kalangan. Namun nama-nama ini justru dinilai unik karena berbeda dari nama orang kebanyakan. Beberapa pihak menyarankan agar mereka mengganti nama, namun pihak lain membiarkan mereka menggunakan nama tersebut dengan alasan Hak Asasi Manusia. Berikut nama-nama orang Indonesia yang dinilai tidak lazim

1. Saiton


Saiton menjadi salah satu nama yang dianggap ektrem di Indonesia. Bagaimana tidak, biasanya nama ini menjadi panggilan untuk makhluk yang menjadi musuh nyata karena membawa manusia kepada jalan yang sesat. Namun Saiton ini justru menjadi nama salah satu nama warga di Desa Sugirawas, Kelurahan Talang Jambi, Kecamatan Sukarami Palembang, Sumatera Selatan.

Awalnya Dinas Kependudukan Sipil (Disdukcapil) setempat membantah ada warganya yang menggunakan nama tersebut. Namun setelah dilakukan penelusuran, warga dengan nama Saiton ternyata benar-benar ada. Menurut Pria yang berusia 39 tahun ini, namanya merupakan pemberian dari kedua orang tuanya yang bernama Cik Nang dan Saimubah.

Nama ini diberikan agar dirinya kelak setelah besar tidak diganggung setan. Pasalnya dari 12 keluarganya, hanya dua orang yang mampu bertahan hidup. Sepuluh anak dari Cik Nang dan Saimubah ini meninggal dunia saat masih bersudia 5-7 tahun. Tidak ingin anaknyanya yang nomor 13 bernasib sama, mereka pun memberi nama syaton dengan tujuan agar tidak digganggu setan.

Saat usianya memasuki tiga tahun, syaton pernah protes agar kedua orang tuanya mengganti nama tersebut. Mereka pun kemudian memberi nama Iskandar. Namun justru sejak memakai nama Iskandar pria yang bergelar Master of Science ini kerap sakit-sakitan. Akhirnya Ia kembali kepada nama sebelumnya, dan bertahan hingga saat ini dengan panggilan syaiton.

2. Rupiah
Ternyata tidak hanya nama mata uang saja yang bernama Rupiah. Salah satu warga di Desa Sugirawas, Kelurahan Talang Jambi, Kecamatan Sukarami Palembang, Sumatera Selatan memiliki nama yang sama dengan nama mata uang Indonesia. Nama ini berhasil ditemukan ketika awak media mencari kebenaran tentang adanya warga yang bernama Syaiton pada Disdukcapil setempat.  Namun Disdukcapil menunjukan fakta baru adanya nama warga lain yang juga unik di wilayah tersebut.

Menurut petugas Disdukcapil, Rupiah merupakan warga berjenis kelamin perempuan. Keberadaannya diketahui setelah beberapa hari lalu membuat akte kelahiran anaknya. "Ada nama unik, Rupiah. Seperti nama mata uang kita. Namun sebutannya Rupi'ah. Baru tahu beberapa hari lalu, ibu tersebut mengurus akte kelahiran putranya," ungkap petugas.

3. Tuhan

Inilah  nama fenomenal yang menjadi perbincangan beberapa hari belakangan. Namanya begitu menyedot perhatian publik, mulai dari MUI, Komnas HAM, hingg anggota dewan. Ia mengaku tidak tahu menahu jika namanya begitu terkenal di internet. Awalnya KTP-ny dipinjam oleh salah seorang teman untuk memperpanjang STNK sepeda motor.

"Kata orang-orang, foto KTP saya banyak ada di internet. La saya ini kan ndak tau apa itu internet," katanya.

Awalnya Ia sempat takut karena ada beberapa wartawan yang datang ke rumahnya untuk mengkonfirmasi. "Waktu saya kerja, saya ditelepon sama istri, katanya ada wartawan di rumah. Saya sempat kaget dan takut sambil mikir saya ini salah apa," Kata Tuhan.

Berkat namanya ini Ia menjadi mendadak terkenal bahkan sampai diundang oleh salah satu stasiun TV. Ayah dua orang anak ini mendadak terkenal setelah foto KTP dia muncul di internet dalam bentuk meme dengan tambahan tulisan "Teori Januari Christi terbantah, Tuhan ada di Banyuwangi!!".

Meme tersebut kemudian dibagikan oleh beberapa netizen sehingga sosok Tuhan, yang sehari-hari berprofesi sebagi tukang kayu, menjadi terkenal. Meski banyak pihak memintanya ganti nama, namun Ia menolak karena alasan nama tersebut merupakan pemberian kedua orang tuanya.

4. Selamat Dunia Akhirat 

Warga yang menggunakan nama yang tidak lazim lainnya adalah Selamat Dunia Akhirat. Nama ini seperti doa sapujagad yang selalu dipanjatkan umat Islam ketika sehabis salat. Pria yang diketahui namanya melalui SIM C tersebut tinggal di DS Darma, RT 03/02, Kecamatan Kertanegara, Purbalingga, Jawa tengah.  Nama ini seolah menyiratkan doa dan harapan orang tuanya agar sang anak bisa bahagia di dunia dan akhirat. Namun ini tentu cukup aneh mengingat jarang sekali orang menggunakan nama tersebut.

5. Siram Es

Nama tidak lazim lainnya dimiliki oleh seorang kakekyang berdomisili  di Surabaya, Jawa Timur. Kakek yang kini berusia 72 tahun ini memiliki nama Siram Es.  Salah seorang pengguna Path bernama Fenty mengunggah sebuah foto slip pensiunan kakek.  Dalam foto ini ada sesuatu yang menggelitik yaitu nama yang tertera dalam slip itu adalah "Siram Es". Nama yang unik dan antimainstream. Fenty mengunggah foto tersebut setelah memastikan kebenaran nama si kakek di buku pensiunan  tentara.


http://www.infoyunik.com/2015/08/lima-nama-orang-indonesia-yang-tidak.html

Monday, August 17, 2015

Meme lucu sindir kelakuan pengendara moge arogan

Seorang pengendara sepeda menghadang rombongan konvoi Moge di Yogyakarta. Dia adalah Elanto Wijoyono. Elanto nekat menghadang dengan sepeda gowesnya saat para rombongan Moge itu melanggar lalu lintas.

Aksi Elanto dipuji pengguna media sosial. Apalagi saat seorang biker dengan arogan tak mau tanggung jawab saat menabrak sebuah mobil milik warga.

Para netizen pun membuat meme-meme untuk menyindir kelakuan para pengendara moge itu. Berikut:


 
1. Ajak balapan


2. Sindir Polisi



3. Bayar terus bisa seenaknya

Friday, August 14, 2015

Siapa sebenarnya ibu dan bapak dari Masha?


Serial kartun Masha and The Bear mencuri perhatian masyarakat Indonesia. Mulai anak-anak, remaja, hingga orangtua menyukai kartun dengan pemeran utama seorang anak kecil bernama Masha dan seekor beruang.

Dalam serial animasi ini, sosok Masha diperlihatkan sebagai anak kecil yang periang, suka bermain, tidak takut sama apa pun dan sedikit jahil.

Perilaku Masha inilah yang kadang mengundang tawa dan sekaligus gemes dari para penonton. Tidak hanya Masha, sosok beruang yang menjadi sahabat Masha pun memiliki karakter yang sangat unik.

Beruang yang di kehidupan nyata dikenal sebagai binatang yang menakutkan, di kartun ini ditampilkan 360 derajat sangat berbeda, beruang menjadi sosok yang baik hati, sabar dan penyayang.

Tapi jika diperhatikan dengan saksama, Masha adalah satu-satunya manusia yang ada di kartun tersebut. Namun pernah kamu berpikir siapa ibu dan bapak dari Masha?

Di episode awal Masha and The Bear yang berjudul 'How They Met', hanya memperlihatkan Masha yang sedang bermain di dalam rumah lalu keluar dan mengikuti kupu-kupu ke dalam hutan lalu bertemu dengan sang beruang. Tidak ada penjelasan perihal siapa keluarga Masha yang sesungguhnya meskipun di beberapa episode ada yang menayangkan perihal saudara kembar Masha yaitu Dasha.

Dihimpun brilio.net dari berbagai literatur, salah satunya situs mashabear.com, Senin (8/6), ternyata serial animasi Masha and The Bear diadaptasi dari cerita rakyat Rusia dengan judul yang sama namun cerita yang berbeda seperti yang dibuat oleh Andrei Dobrunov, Oleg Kuzovkov dan Dmitry Loveiko.

Dalam cerita rakyat tersebut Masha tinggal bersama kakek dan neneknya lalu suatu hari teman-teman Masha mengajak Masha ke dalam hutan. Saat perjalanan, Masha terpisah dengan teman-temannya dan dia pun tersesat.

Setelah berjalan mengelilingi hutan, akhirnya Masha menemui sebuah rumah, yaitu rumah seekor beruang. Masha masuk ke dalam rumah dan ternyata beruang ada di dalamnya. Ketakutan, beruang menangkap Masha dan mengatakan bahwa beruang tidak akan memakannya jika Masha ingin bekerja untuk sang beruang. Akhirnya selama beberapa waktu Masha bekerja untuk beruang mulai dari memasak hingga membersihkan rumah.

Suatu hari Masha rindu dengan kakek dan neneknya, dia pun membuatkan kue untuk mereka dan menyuruh si beruang untuk membawakan kue tersebut kepada kakek dan neneknya dengan syarat bahwa Masha selamanya menjadi pembantunya.

Alhasil beruang mengiyakan dan mengantar kue tersebut. Karena Masha anak yang cerdas, dia menyusup masuk ke keranjang kue yang dibawa beruang, akhirnya Masha terbebas dari beruang dan dapat bertemu dengan kakek dan neneknya.

Cerita rakyat Rusia ini  memang menjelaskan bahwa Masha adalah anak yatim piatu yang dirawat oleh kakek dan neneknya. Kisah tersebut yang kemudian diangkat menjadi serial animasi lalu dibuat dengan karakter yang lucu tanpa pemeran antagonis.

Gambar ini membuktikan kalau pikiranmu ngeres atau tidak

Optical delusions atau khayalan mata terjadi ketika mata melihat sebuah objek yang kemudian diterjemahkan oleh pikiran. Gambar-gambar berikut ini akan mengukur seberapa jauh pikiran kamu. 
Jika kamu melihatnya sebagai gambar yang jorok, maka itu menunjukan bahwa pikiran yang jorok. Tapi jika kamu melihatnya sebagai gambar yang wajar dan apa adanya, itu berarti kamu memiliki pikiran yang bersih.      
Berikut ini 15 gambar yang akan menguji kejernihan pikiranmu seperti dikutip brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (22/7).

1. Ini ketiak lho

2. Yang ini Lengan tangan

3. Lagi mijit leher

4. Tongkat kakek, sekali lagi tongkat buat jalan ya

5. Dua lutut

6. Masukkan tangan ke saku

7. Dorong dari bawah

8. Sadel spedanya lucu

9. Berpelukan  

10. Permainan bayangan

11. Kaki di bawah meja, di bawah itu telapak kaki yang menempel

12. Kaki teman di belakang

13. Shofanya identik

14. Garuk kaki sendiri

15. Dingin! Masukin tangan ke paha
 

http://www.brilio.net/life/15-gambar-ini-membuktikan-kalau-pikiranmu-ngeres-atau-tidak-1507221.html

Tuesday, August 11, 2015

Di Indonesia, 60 Juta Orang BAB Sembarangan


Kualitas sanitasi di Indonesia dinilai masih sangat kurang dan jauh dari memadai. Sanitasi yang sudah cukup layak pun hanya dapat ditemui di kota-kota besar.


Menurut Sekretaris Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR), Rina Agustin, sebanyak 39 persen penduduk Indonesia masih membuang air besar (BAB) secara sembarangan. Jika merujuk angka di tiap kabupaten atau kota, sanitasi dengan kualitas rendah mencapai 50 persen. 

Rina menuturkan, keadaan sanitasi yang tidak layak juga ditemukan di kota dekat Jakarta. Di Sukabumi, misalnya, ia menemukan wanita berusia sekitar 25 tahun yang membuang hajat di kebun.

"Secara nasional, sebanyak 60 juta orang masih buang air besar (BAB) sembarangan. Akibatnya, 5 juta bayi di Indonesia berpotensi atau berisiko kematian," ujar Rina di Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (11/8/2015).
Data Unicef menyebutkan, banyak yang meninggal saat dilahirkan. Ini kemungkinan besar karena kesehatannya. Di samping itu, air yang digunakan tidak bersih dan kondisi sanitasi tidak layak.

Rina mengaku prihatin atas kondisi tersebut dan berupaya untuk mempelajari angka-angka yang menunjukkan kurangnya akses sanitasi yang layak. Harapannya, ke depan, kondisi kesehatan bisa meningkat.

Selama ini, lanjut dia, urusan sanitasi sering kali dikesampingkan dan tidak menjadi prioritas pemerintah, baik pusat maupun daerah. Meski begitu, melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), pemerintah mengagendakan akses universal terkait sanitasi dengan anggaran hanya 20 persen dari kebutuhan.

Dengan demikian, kata Rina, pemerintah daerah harus bergerak bersama pemerintah pusat untuk menyukseskan akses sanitasi 100 persen. Untuk mewujudkan 61 persen penduduk mendapatkan akses sanitasi layak, prosesnya membutuhkan waktu 30 tahun.

Untungnya, melalui RPJMN tersebut, pemerintah bergerak agresif. Sanitasi masuk dalam program percepatan pembangunan dan target pada 2019 seluruh penduduk Indonesia bisa mengakses sanitasi yang layak.
 
http://properti.kompas.com/read/2015/08/12/024842721/Di.Indonesia.60.Juta.Orang.BAB.Sembarangan?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp

Thursday, August 6, 2015

Ternyata Bentuk Semangka Abad 17 Berbeda dengan Sekarang


Semangka dikenal sebagai buah berbentuk bundar dengan bagian daging penuh berwarna merah. Rupanya bentuk ini telah mengalami perubahan. Sebuah lukisan di zaman renaissance mengungkapkan bentuk semangka di abad ke-17.
Zaman renaisans yang berlangsung pada abad ke-17 dikenal sebagai gerakan budaya di Eropa. Di abad ini, Giovanni Stanchi melukis aneka buah-buahan. Sekilas tak ada yang ganjil dengan lukisan buah tersebut, namun siapapun yang melihatnya akan mendapati buah berbentuk unik di pojok kanan bawah lukisan.
Setelah diperhatikan, buah tersebut rupanya semangka yang kini populer sebagai buah dengan isian daging penuh berwarna merah terang didalamnya. Lewat lukisan yang dibuat antara tahun 1645 dan 1672 tersebut, semangka diketahui memiliki biji lebih besar dengan bagian daging buah yang tidak penuh serta berwarna merah pucat.
Seperti yang dikutip dari detik.com, Pola daging buah semangka di abad ke-17 sangatlah unik karena seperti terpisah dan membentuk pola melingkar di tiap bagiannya. Perbedaan bentuk semangka ini terjadi karena perbedaan cara membiakkan ketika zaman dahulu dan sekarang.
James Nienhuis, seorang profesor hortikultura di Universitas Wisconsin kerap menggunakan lukisan Stanchi sebagai media pembelajaran tentang sejarah pembiakkan tanaman di kelas.
“Sangat menyenangkan ketika pergi ke museum dan melihat lukisan yang menggambarkan benda-benda yang masih ada hingga kini. Contohnya, kita dapat melihat bentuk buah 500 tahun lalu,” ujar Nienhuis.

Semangka awalnya berasal dari Afrika, tetapi setelah dibiakkan semangka justru berkembang di daerah panas seperti Timur Tengah dan Eropa Selatan. Semangka juga menjadi buah yang umum ditemukan di perkebunan Eropa maupun di pasar, sekitar tahun 1600.
Nienhuis menduga rasa semangka di abad ke-17 lebih manis dari yang saat ini ada karena dulunya semangka ini dimakan segar dan terkadang difermentasi menjadi anggur.
Mengenai bentuk semnagka saat ini, Nienhuis menjelaskan ini terjadi karena semangka sengaja dibiakkan dengan daging buah berwarna merah terang. Bagian daging semangka yang berair sebenarnya adalah plasenta semangka yang berfungsi menahan biji.
Sebelum semangka benar-benar dibiakkan, plasenta tersebut hanya mengandung sedikit lycopene yang memberi warna merah pada semangka. Akibatnya warna daging buah semangka di abad ke-17 merah pucat.
Beberapa ratus tahun kemudian ketika semangka dibiakkan dengan lebih bagus, maka ukuran semangka menjadi lebih kecil dan jumlah lycopene-nya jauh lebih tinggi sehingga menghasilkan daging buah berwarna merah terang.
Selain perubahan bentuk dan warna semangka, Nienhius menjelaskan saat ini para ilmuwan sedang bereksperimen untuk menghilangkan biji semangka. Ia menyebutnya dengan ‘the logical progression in domestication’.


http://terselubung.in/bentuk-semangka-abad-17-berbeda-dengan-sekarang/

Wednesday, August 5, 2015

Rata-rata usia pernikahan diberbgai daerah, ada yang 4 tahun saja


Ada yang mengatakan bahwa pernikahan yang langgeng dan penuh sayang hingga maut memisahkan di masa kini adalah tak ayalnya sebuah dongeng.
Melihat tingginya tingkat perceraian dewasa ini, membuat  kisah percintaan kehilangan pendarnya. Tak sedikit orang yang mulai kehilangan rasa percaya pada institusi pernikahan.

Hopes & Fears mengadakan sebuah studi yang mempelajari seberapa umum perceraian dan rata-rata usia pernikahan di beberapa kota besar di seluruh dunia. Berikut adalah uraiannya.

1. Roma, Italia
Rata-rata usia pernikahan di kota ini antara 15 hingga 18 tahun. Berdasarkan laporan Istat, tingkat perceraian di Roma meningkat hingga pada posisi 30,7 persen sejak tahun 2010. Setiap 1.000 pernikahan memiliki ekivalen 370 perpisahan dan 182 perceraian pada tahun 2010. Namun, menurut laporan The Economist, usia pernikahan di Roma cukup baik, di mana 15 sampai 18 tahun tersebut termasuk masa perpisahan hingga tanggal disahkannya perceraian.

2. Paris, Perancis

Kota Paris dikenal sebagai kota romantis yang penuh dengan nuansa cinta yang bersemi. Namun, berdasarkan data yang dirilis Eurostat, usia pernikahan di ibukota Perancis ini rata-rata hanya bertahan selama 13 tahun. Sementara itu, tingkat perceraian di kota tersebut cukup tinggi, yakni mencapai 55 persen.

3. New York, Amerika Serikat
Menurut data yang dirilis oleh Departemen Kesehatan Amerika Serikat, rata-rata nasional usia pernikahan di kota berjuluk Big Apple ini mencapai 12,2 tahun. Adapun rata-rata usia pernikahan di beberapa negara bagian lain di Amerika Serikat mencapai 10 hingga 14 tahun.

4. Tokyo, Jepang
Berdasarkan data sensus nasional Jepang, rata-rata usia pernikahan di Jepang kini tidak lebih dari 11 tahun. Sementara itu, tingkat perceraian mencapai 36 persen. Tidak hanya itu, di Negara Sakura ini perceraian pun memiliki upacara khusus yang telah lazim diterapkan para pasangan yang pisah jalan. Tujuannya untuk menandai perpisahan pasangan.

5. Sydney, Australia
The Australian Institute of Family Studies menemukan bahwa sejak tahun 2011 usia pernikahan semakin singkat. Adapun rata-rata usia pernikahan mencapai 8,7 tahun. Lalu, studi ini juga menemukan bahwa banyak juga pasangan yang cenderung memutuskan untuk tetap bersama demi anak-anak mereka. Sementara itu, tingkat perceraian nasional mencapai 43 persen. Pasangan biasanya akan bercerai setelah usia pernikah mencapai 20 tahun atau lebih, hingga anak-anak mereka beranjak dewasa.

6. London, Inggris
Hope & Fears menyatakan bahwa rata-rata pernikahan di London biasanya akan berujung pada perceraian setelah mencapai usia pernikahan 4 hingga 8 tahun. Tingkat perceraian mencapai 42 persen. Padahal, rata-rata nasional usia pernikahan di Inggris mencapai kira-kira 11 tahun.

7. Doha, Qatar
Saat ini tingkat perceraian di ibukota Doha mencapai 38 persen, sementara usia pernikahan hanya bertahan selama 5,5 tahun. Laporan tahun 2011 menyatakan bahwa 60 persen pasangan di kota tersebut bercerai dalam usia pernikahan 5 tahun. Beberapa pasangan bahkan mengaku sama sekali tidak menikmati kehidupan pernikahan mereka.

http://female.kompas.com/read/2015/08/06/132714820/Di.Kota.Ini.Rata-rata.Pernikahan.Hanya.Bertahan.4.Tahun?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp